HIDUP ADALAH PILIHAN....!!!!! November 2014 ~ TAUFAN_syndRome87

Sabtu, 08 November 2014

SEJARAH SINGKAT

Universitas Merdeka Malang merupakan Perguruan Tinggi Swasta berdiri sejak tanggal 29 Januari 1964, yang diselenggarakan oleh  Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang  (YPTMPM) di Malang ( Akta Nomor 5.a tanggal 5 Juli 1964). Lembaga pendidikan ini didirikan oleh  R. Edwin Soedardji, Soekiman Dahlan, SH., Frasnsiscus Soetrisno, Soegondo, Soetikno, SH., Dharma . Pada tahun 1972 nama YPTMPM diubah menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang, yang disingkat  YPTM, .   Menurut badan hukum yang mengelola Universitas Merdeka adalah Yayasan perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang  (Akta Nomor 32 tahun 1972). Yayasan Perguruan tinggi Merdeka (YPTM) merupakan Yayasan swasta yang mengemban dua (2) fungsi utama, yaitu (1) fungsi pertahanan ideologi negara. Fungsi ini menuntut YPTM bertindak sebagai lembaga yang ikut serta dalam mempertahankan, mengamankan, mengamalkan Pancasila dan UUD 1945; (2) fungsi lembaga ilmiah yang melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.   Dalam rangka mengemban kedua fungsi tersebut, YPTM bersama dengan Universitas Merdeka Malang melakukan berbagai langkah pembenahan. Pada tahun 1983 kembali Yayasan dikukuhkan dengan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka.
Secara historis keberadaan Universitas Merdeka Malang tidak dapat dipisahkan dengan Kodam V Brawijaya.  Hubungan YPTM dan Universitas Merdeka Malang dengan KODAM VIII/BRAWIJAYA merupakan bagain dari proses sejarah berdirinya YPTM. Konteks sejarah inilah yang pertama-tama mendasar hubungan antara YPTM dengan KODAM VIII/BRAWIJAYA. Di samping konteks kesejarahan, kesamaan misi dan fungsi yang diemban mendorong kerjasama antara YPTM dengan KODAM VIII/BRAWIAJAYA sama mengemban fungsi memepertahankan, mengamankan, dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Universitas Merdeka Malang didirikan sebagai kubu pertahanan ideologi Pancasila, dan UUD tahun 1945.  Atas permohonan Pendiri Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang, Kolone R. Edwin Soedardji kepada Pangkodam VIII/BRAWIJAYA, maka bertepatan dengan HUT Kodam VIII/Brawijaya yang ke XXIII tanggal 17 Desember 1968, Universitas Merdeka dinyatakan berinduk pada Slagorde KODAM VIII/Brawijaya (sekarang KODAM V/Brawijaya) bertindak selaku pembina utama dari Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang dan Universitas Merdeka Malang sedangkan untuk pelaksanaan tugasnya sehari-hari Universitas Merdeka Malang berada di bawah Pembina harian Komando Resort Militer 083/Bhaladhika Jaya, dalam hal ini Komandan Korem 083/Bhaladika Jaya adalah Ex-officio Pembina Harian Universitas Merdeka Malang.
Sejak tahun 1976 pengembangan Unmer Malang terus dilakukan. Pemantapan rencana pengembangan secara sistematis terus dikembangkan mulai tahun 1983 melalui penetapan rencana pengembangan jangka pabjang dengan menyusun Rencan Induk Pengembangan (RIP) sebagai berikut:
  1. Rencana Pengembangan yang diawali dengan : Rencana Induk Pengembangan Tahap I : tahun 1976-1983
    Rencana Induk Pengembangan II : tahun 1983-1987, sebagai tindak lanjut atas keberhasilan pengembangan tahap I
  2. Rencana Induk Pengembangan III : tahun 1987-1991, melalui Surat Keputusan ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang Nomor : Skep-032/YPTM/VI/1987, tanggal 20 Juni 1987.
  3. Rencana Induk Pengembangan IV : tahun 1993-1997, melalui Surat Keputusan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Malang Nomor : Skep-99/YPTM/XII/1993, tanggal 28 Desember 1993.
  4. Renaca Pengembangan tahap V: tahun 1998-2006 merupakan tahap pengembang menuju institusi pendidikan yang berkualitas
  5. Pengembangan tahapVI: tahun 2006-2015, Rencana Pengem ini tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) UNIVERSITAS MERDEKA MALANG Tahun 2006-2015 yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua YPTM No: Kep-01/YPTM/I/2006.
Berkat kerja keras dan keterpaduan semau unsur sivitas akademika, baik di tingkat yayasan mupun universwitas, maka secara bertahap kemajuan-kemajuan di bidang akademik amupun non akademik atau pembangunan fisik, memperlihatkan hasil nyata melalui peningkatan reputasi Unmer Malang sebagai Perguruan Tinggi Swasta tertua di Jawa Timur, khususnya di Kota Malang. Beberapa prestasi baik di bidang akademik maupun bidang non-akademik terus diukir oleh insan-insan civitas akademika Unmer Malang, yang secara konsisten melakukan pengembangan mutu secara berkelanjutan dengan jargon utamanya menuju The Quality University.

MISTERI DENYUTAN LUKISAN BUNG KARNO DI BLITAR

MENGUAK MISTERI DENYUTAN PADA LUKISAN BUNG KARNO DI BLITAR

Bulan Juni seolah menjadi bulannya Bung Karno. Sang Proklamator ini lahir pada 6 Juni 1901 dan wafat pada 21 Juni 1970. Pada bulan Juni pula beliau mencetuskan lahirnya Pancasila yang dijadikan Dasar Negara ini.

Membicarakan Bung Karno, tentu saja, tidak ada habisnya. Maklumlah, kehidupan sosok kharismatik ini memiliki banyak cerita yang tidak akan pernah kering ditulis oleh siapapun. Selalu ada cerita yang bisa dituliskan. Baik tulisan baru, maupun sekadar mengunyah ulang tulisan lama.

Pada 16 Mei 2011 lalu, saya berziarah ke makam beliau di Blitar, Jawa Timur. Tetapi saya tidak hendak menuliskan sosok Bung Karno semasa hidup. Melainkan menceritakan sekilas seputar lukisan Bung Karno yang berdenyut tepat di bagian jantungnya.

Makam Bung Karno terletak di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Bendongerit, Kecamatan Sanan Wetan, Blitar.
Pada 2004,  telah berdiri gedung perpustakaan dan museum yang menjadi satu kompleks dengan makam Bung Karno tersebut. Perpustakaan dan museum ini diresmikan Presiden RI Megawati Soekarno Putri pada 3 Juli 2004.

Tujuan berdirinya perpustakaan itu agar supaya ide, gagasan dan pemikiran Bung Karno dapat  dipahami masyarakat, khususnya kalangan generasi muda.
Bagaimanapun, Bung Karno adalah tokoh besar negeri ini yang patut diketahui generasi sekarang dan masa depan. Baik itu menyangkut pemikiran, ideologi maupun aktifitasnya selama hidup.


Lukisan Bung Karno Berdenyut

Perpustakaan dan Museum Bung Karno yang masih berada dalam kompleks makam menyimpan beragam koleksi foto dan peninggalan Bung Karno. Perpustakaan dan Museum ini sangat bermanfaat dalam menambah khazanah pengetahuan kita seputar Bung Karno.
Diantara koleksi museum terdapat sebuah lukisan Bung Karno berukuran 150 cm x 175 cm. Lukisan karya IB Said ini dibuat pada 2001 dan dihibahkan sendiri oleh sang pelukis ke museum.
Lukisan ini terkesan biasa-biasa saja. Sosok Bung Karno yang berada dalam lukisan itu pun sudah sering kita lihat dalam bentuk fotografi.

Tetapi ada sesuatu yang aneh dengan lukisan ini. Tampak jelas, tepat pada bagian jantung lukisan Bung Karno ini bergerak atau berdenyut dengan sendirinya. Seolah-olah, Bung Karno masih hidup.
Tentu saja muncul kehebohan sejak keberadaan lukisan yang satu ini. Tetapi benarkah ini suatu keanehan?

Pak Waskito, salah seorang sekuriti yang bertugas di sana, mengaku mendapat pengalaman unik berkaitan dengan lukisan berdenyut itu.
“Suatu malam, saya kedatangan beberapa orang yang mengaku paranormal,” katanya mengisahkan.
“Mereka datang sekitar pukul sebelas malam dan minta diantarkan melihat lukisan tersebut,” lanjutnya.

Lebih jauh dikatakan, beberapa saat setelah sejumlah paranormal itu berdiri di depan lukisan, salah seorang diantaranya membaca doa tertentu. Sementara yang lainnya hanya diam mendengarkan.
Usai membaca doa, paranormal yang membaca doa tadi mengayunkan lengan kanannya seolah hendak menangkap sesuatu. Setelah menggerakkan tangannya dengan kepalan tangan tergenggam, dia membalikkan tubuhnya menghampiri Pak Waskito.

“Dia lalu menyodorkan telapak tangannya sambil memberikan dua buah benda berwarna putih. Dia bilang benda itu adalah taring macan,” katanya seraya tersenyum.
Pak Waskito menerima saja benda yang dikatakannya taring macan itu. Hingga kini, taring macan itu masih disimpannya.

Saya sempat diperlihatkan taring macan itu dan mengambil gambarnya.
Pendapat berbeda dikemukakan seorang sekuriti lainnya. Dia mengungkapkan bahwa dirinya pernah berbincang-bincang dengan sang pelukis, IB Said.

Menurutnya, sang pelukis itu pun merasa heran dengan hasil lukisannya yang menghebohkan. Dia tidak mengira, karya lukisnya menimbulkan efek getar atau denyutan, persis di bagian jantung.
“Sang pelukis malah menduga bahwa ukuran kanvas lukisan dan tebal tipisnya cat yang menyebabkan adanya efek getar tersebut,” katanya.

Dalam amatan saya, memang tidak ada sesuatu yang terkesan mistis dengan denyutan pada lukisan Bung Karno. Meski tidak dapat menjelaskannya, tetapi saya yakin itu hanya suatu kebetulan saja.
Tentu saja terkesan naïf, jika kita lebih tertarik kepada lukisan berdenyut ini daripada isi perpustakaan yang jelas-jelas bernilai pengetahuan tinggi.
Sayangnya, saya tidak dapat mengambil gambar foto lukisan tersebut, semata menghormati adanya aturan dilarang memotret di dalam perpustakaan dan museum.

Sejak lama, saya memang tidak pernah menilai tokoh-tokoh besar negeri ini dari sisi kegaiban yang dimiliki. Saya lebih percaya dengan kualitas Kecerdasan Otak dan Kecerdasan Spiritual dibandingkan sekadar benda-benda yang dianggap memiliki tuah atau pamor tertentu.
Ambil contoh, tongkat Bung Karno diyakini banyak orang memiliki kekeramatan yang berkualitas tinggi dalam derajat kepemimpinan. Padahal, tanpa tongkat itupun Bung Karno tetaplah seorang yang memiliki kualitas intelektual dan spiritual yang mumpuni.

Hendaknya kita memang tidak menjadikan benda-benda pusaka, benda bertuah atau semacamnya, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup kita.
Percayalah kepada diri sendiri dengan meningkatkan kualitas Kecerdasan Otak dan Kecerdasan Spiritual.
Kita dapat belajar dua hal ini dari sosok Paduka Yang Mulia Panglima Besar Revolusi, Bung Karno.

Pemain Asing AREMA Terancam

Beto dan Thierry Berpotensi Dicoret
MALANG – Performa skuad Arema Cronus dalam partai semifinal ISL 2014 mengecewakan banyak pihak. Seruan untuk membongkar skuad Singo Edan pun mencuat. Terutama, untuk pemain yang bermain buruk dalam laga lawan Persib Bandung di Stadion Jakabaring, Selasa (4/11) lalu.
Sesaat setelah memasuki masa libur kompetisi, publik pun bertanya-tanya, siapa pemain Arema yang akan bertahan dan dicoret. Pejabat tinggi manajemen Arema, sudah berstatemen bahwa pemain yang buruk performanya bakal dicoret dari daftar pemain musim depan.
“Terlepas dari performa mereka di babak semifinal, pemain yang tidak punya kontribusi tentu tidak akan kita pertahankan dan dicoret,” terang narasumber internal, yang minta namanya tak dikorankan, kepada Malang Post, saat dikonfirmasi, beberapa waktu lalu.
Rapor pemain selama satu musim yang dimiliki oleh tim pelatih pimpinan Suharno-Joko Susilo bakal jadi patokan untuk tim pujaan Aremania ini. Dari 25 pemain tersebut,  Manajemen pun telah menerima laporan dari tim pelatih terkait siapa saja pemain yang tak mampu menunjukkan kontribusi bagi tim, dalam latihan, TC, hingga pertandingan.
Direktur Arema, Ruddy Widodo sempat berujar bahwa skuad Arema 80 persen aman. Tapi, ada 20 persen pemain yang besar kemungkinan akan dihapus dari daftar susunan pemain Arema musim depan. Itu pun termasuk tiga pemain asing Arema.
Praktis, tidak ada pemain asing Arema yang aman dari ancaman pencoretan. Sebab, pengamanan 80 persen skuad hanya berlaku untuk lokal. “80 persen pemain Arema aman. Tapi, ada 20 persen yang tidak akan berlanjut. Pemain asing pun tidak aman dari pencoretan,” terang Ruddy, dikonfirmasi terpisah.
Secara minute play, mungkin ada pemain yang tidak layak dicoret dari 25 pemain tersebut. Tapi, performa di atas lapangan tentu tak bisa dibohongi. Terlepas kekalahan dari Persib, manajemen tampaknya punya niatan untuk merombak komposisi pemain asing, yakni Alberto “Beto” Goncalves, Thierry Gathuessi dan Gustavo Lopez.
Dari bisik-bisik internal manajemen, hanya nama Gustavo Lopez saja yang tampaknya masih aman di Arema. Sedangkan, masa depan Beto dan Thierry untuk musim depan masih kabur. Secara minute play, Beto mengoleksi 2144 menit, dan mencetak 12 gol.
Sementara Thierry Gathuessi mengoleksi 2309 minute play dan mencetak 5 gol. Ketika berpamitan kepada wartawan di Bandara Sukarno Hatta, Rabu lalu (5/11), Thierry yang berangkat ke Perancis, tidak menjawab ketika ditanyai apakah akan pulang kembali ke Malang.
Dia hanya tertawa sembari mengucapkan selamat tinggal. “Aku pulang dulu ke Perancis friend. Sampai jumpa lagi,” tutur Thierry.(fin/ary)

Pantai Mistis Gondo Mayit

Hiii! Ada Pantai Mistis Gondo Mayit

 Blitar - Di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ada pantai dengan nama yang horor, Pantai Gondo Mayit. Arti namanya adalah pantai bau mayat! Tapi, menyandang nama yang sangat mistis ternyata tidak membuat Pantai Gondo Mayit menyembunyikan keindahannya.

Dalam bahasa Jawa, Gondo Mayit memiliki arti bau mayat. Seram memang, tapi sebenarnya ini adalah nama sebuah pantai yang sangat indah. Lokasinya di sebelah selatan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tepatnya berada di balik bukit Pantai Tambakrejo, seperti yang dikutip dari situs Pariwisata Indonesia, Kamis (16/8/2012).

Pantai ini masih sangat perawan, terbukti masih jarang dikunjungi oleh wisatawan. Tetapi, sesungguhnya Pantai Gondo Mayit adalah pantai yang sangat indah. Perpaduan alam yang asri berkolaborasi dengan pemandangan pantai yang bersih menjadikan pantai ini terlihat sangat menawan.

Belum ada pengelola yang serius menangani Pantai Gondo Mayit. Papan nama di tepi jalan utama juga sangat sulit Anda temukan.
Sebagai penunjuk arah, Anda harus terlebih dulu sampai di Pantai Tambakrejo. Di sini, Anda bisa menitipkan kendaraan sambil bertanya arah menuju Pantai Gondo Mayit.

Lanjutkan perjalanan menuju pantai dengan berjalan kaki. Anda harus mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi untuk bisa sampai di pantai cantik ini. Di tengah bukit, Anda akan menemukan sebuah makam yang konon dihuni oleh penjaga Pantai Gondo Mayit. Suasana mistis sekejap akan Anda rasakan.

Jangan takut dan tetap pada niat Anda untuk sampai di pantai yang cantik, Gondo Mayit. Terlepas dari suasana mistisnya, bukit ini punya pemandangan yang sangat menakjubkan. Suasana pantai yang bersih dan alami jelas terlihat di sini.

Pantai ini memiliki pasir yang landai, sangat pas dijadikan sebagai tempat wisata keluarga. Pasir putihnya sangat bersih, tanpa karang dan tidak ada sampah. Berada di sebelah selatan Jawa membuat Pantai Gondo Mayit dianugerahi ombak yang cukup besar.

Mungkin baru ombak tersebut satu-satunya yang bisa menjadi daya tarik selain kealamiannya. Sebagian besar pengunjung yang datang adalah surfer yang ingin mencoba ganasnya ombak. Akan tetapi, tidak jarang yang hanya ingin bermain di pinggir pantai saja.

Wajik Kletik Bu Prayitno

Berkunjung ke sebuah kota, kurang lengkap rasanya jika kita tidak mencoba dan membawa oleh – oleh khas kota tersebut, begitu juga saat berkunjung ke kota Blitar. Tidak ada salahnya kalau kita berkunjung ke kawasan Kebon Rojo atau Kebun Rakyat kota Blitar, tepatnya di jalan Sultan Agung, Gg. 1 No. 24. Karena disinilah Wajik Kletik Bu Prayitno dibuat dan cukup terkenal dan khas untuk dijadikan oleh – oleh. 
Wajik Kletik ini terbuat dari kelapa, gula kelapa, beras ketan dan untuk mengemasnya digunakan kulit jagung yang telah dibersihkan. Agar tidak mudah basi dan higienis, kulit jagung ini disetrika terlebih dahulu dan dikemas dalam rentengan sejumlah 5 buah. Sedangkan untuk membuat rentengannya menggunakan mesin jahit.
Selain wajik kletik, ada juga wajik nanas, madu mongso dan jenang ketan. Madu mongso terbuat dari tape ketan dan proses pembuatannya lebih lama dari pada wajik kletik. Karena ketannya harus difermentasi terlebih dahulu sebelum diolah menjadi madu mongso. Sedangkan jenang ketan ini lebih mirip dengan dodol. Dalam sehari, Bu Prayitno bisa menghabiskan sekitar 25 kg gula kelapa untuk membuat seluruh jenis makanan ini. Tempat ini mulai melayani pembelinya sejak pukul 6 pagi hingga pukul 6 malam.

BISNIS

Kian Semangat Gabung BSM
PEDULI: Tim juri Lomba Kampung Bersinar bersama warga RW 01 Kelurahan Bandungrejosari saat melakukan penilaian serta gang-gang jalan yang tampak hijau dan asri oleh tanaman hias maupun sayur-sayuran.
MALANG - Warga RW 01 Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, yang pertama kali ikut Lomba Kampung Bersinar, sangat antusias gabung Bank Sampah Malang (BSM). Meski baru gabung beberapa bulan yang lalu, transaksi yang dilakukan sudah cukup lumayan. Saldo yang didapatkan dari sampah, sudah mencapai Rp 1.442.320. Diperkirakan, saldo ini akan terus bertambah, menginggat warganya sangat antusias menabung sampah.
‘’Saldonya sudah cukup lumayan. Anggotanya sudah mencapai 55 orang dan warganya sangat aktif. Sudah empat kali dilakukan pengambilan oleh BSM dan warganya terus mengumpulkan sampah,’’ kata Tomy Erwanto, salah satu tim juri Lomba Kampung Bersinar dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang.
BSM di RW 01 ini juga sudah memiliki gudang sendiri dan jumlah barang yang hendak ditransaksikan cukup banyak. Gudang BSM ini memanfaatkan lahan warga. Meski sederhana, namun dipenuhi oleh sampah-sampah kering yang siap ditransaksikan dan bisa menambah kas warga. Dokumentasi maupun arsip-arsip keanggotaannya pun tertata rapi dan ditunjukkan kepada tim juri. RW 01 ini tergabung dalam keanggotaan BSM dengan nomor anggota M 366.
Selain BSM-nya cukup bagus, di wilayah yang berlokasi di Jalan Klayatan Gang 1 ini juga telah melakukan budidaya cacing. Terdapat dua budidaya cacing yang terus dikembangkan dengan memanfaatkan sampah rumah tangga.
‘’Sayur-sayuran yang sudah tidak dipakai atau sampah sayuran kita blender sebagai makanan cacing. Awalnya, ternak cacing ini hanya baberapa kaleng saja, tetapi terus berkembang. Di lokasi kami sudah ada dua tempat yang membudidaya cacing,’’ kata Ketua RW 01 Bandungrejosari Makin yang menunjukkan budidaya cacing yang dikembangkan warga kepada tim juri.
Diakui Makin, RW-nya baru pertama kali ini mengikuti Lomba Kampung Bersinar. Namun, ia sudah berusaha dan memang wilayahnya sudah tertata baik penghijauannya maupun kebersihannya. Masyarakat sudah menyadari pentingnya lingkungan yang ada di sekitarnya.
‘’Dengan Lomba Kampung Bersinar ini kedepannya bisa lebih bermanfaat kepada masyarakat dan kami minta masukkan akan kekurangan yang ada di wilayah kami,’’ tambah Makin.
Dari segi penghijauan dan kebersihan, wilayah ini sudah cukup lumayan bagus. Meski harus ditingkatkan lagi. Tanaman hias maupun tanaman sayuran sudah ada di beberapa tempat. Pembibitan pun juga sudah dilakukan berupa sayur-sayuran.
Sementara itu tim juri Aini Cikmawati dari PKK Kota Malang memberikan masukkan tentang tanaman peneduh atau pergola yang masih harus ditambah lagi. Diharapkan, di penilaian tahap kedua yang akan berlangsung sekitar Januari mendatang, beberapa kekurangan bisa dilengkapi.
Tim juri juga menyarankan indikator-indikator penilaian lomba yang digelar rutin setiap tahun ini juga dipenuhi. Pasalnya, Lomba Kampung Bersinar ini tidak hanya menilai penghijauan dan kebersihan saja. Selain itu, lomba ini diikuti 235 RW se Kota Malang dan masing-masing RW berlomba-lomba untuk menjadikan lingkungannya lebih baik.
Tim juri Lomba Kampung Bersinar dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri DR. Ir Aniek Iriany MP (Dosen Universitas Muhammadiyah Malang), Aini Chikmawati (PKK Kota Malang), Jon Soeparijono (Malang Post), Yan Edi Rajab (Bank Sampah Malang), Kriswindari (Kader Lingkungan Kota Malang) dan Roni Kuncoro (DKP).
Juri kelompok dua yakni, Prof Dr Ir Tri Poespowati MT (Dosen ITN), Djuwartiningsih (PKK Kota Malang), Marga Nurtantyo (Malang Ekspres/Malang Post), Indra Murjiati (BSM), M Djainul A (Kader Lingkungan), dan Samsul Arief (Dinas Pertanian Kota Malang). (jon)

Arema Sport

Hamka Siap Labuhkan Jangkar

MALANG – Manajemen Arema Cronus mulai melirik beberapa pemain untuk melengkapi skuad tim pada kompetisi musim depan. Setelah sempat tersirat kabar ingin mendatangkan gelandang bertahan Persipura Jayapura, Immanuel Wanggai, kabar terbaru tim Singo Edan juga menginginkan salah satu defender Tim Nasional (Timnas).
Kabar tersebut, datang dari salah satu sumber internal Malang Post yang namanya enggan dikorankan. Ia menyebut salah satu defender Timnas yang menjadi incaran Singo Edan adalah Hamka Hamzah, yang musim ini membela PKNS FC Malaysia. Bahkan, antara Hamka dengan manajemen sendiri sudah ada kesepakatan. Kehadiran Hamka ini, tentu akan membuat barisan lini belakang Arema musim depan makin solid.
“Hamka kontrak sudah habis dengan PKNS FC Malaysia. Dia sudah kontak dengan petinggi klub dan akan merapat ke Arema musim depan. Hamka akan mengganti salah satu defender yang dicoret musim ini,” ujar salah satu narasumber internal kepada Malang Post.
Jika memang Hamka Hamzah dan Immanuel Wanggai benar memakai kostum Arema untuk musim depan, maka pernyataan Direktur Arema, Ruddy Widodo yang mengatakan ada 20 persen pemain dihapus dari daftar susunan pemain Arema musim depan, tidak main-main. Tetapi setidaknya dengan dua nama pemain yang sudah menjadi incaran tersebut, maka ada dua pemain berposisi gelandang bertahan dan defender saat ini yang akan dicoret.
Dikonfirmasi soal kepastian merapatnya Hamka Hamzah ke Arema musim depan, Rudi Widodo hanya tersenyum. Namun ia sama sekali tidak mengelak dan tidak membenarkan kabar tersebut. Rudi mengatakan akan mengumumkan nama-nama pemain untuk musim depan pada 1 Desember nanti.
“Minat memang ada. Tetapi belum ada teken kontrak. Namun sebaiknya tunggu saja pada tanggal 1 Desember nanti, karena nama-nama pemain akan kami umumkan,” tutur Rudi.
Pelatih Arema Cronus, Suharno saat dikonfirmasi terkait kabar merapatnya Hamka Hamzah, tidak mau banyak komentar. Ia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu pertemuan terlebih dahulu dengan managemen Arema Cronus. Apalagi kewenangan untuk pemain baru ada pada pihak manajemen.
“Saya belum bisa memberikan jawaban soal itu (merapatnya Hamka Hamzah, red), karena masih menunggu pertemuan dengan manajemen Arema. Susunan pemain untuk musim depan memang sudah dalam wacana-wacana, tetapi keputusan ada pada manajemen. Saya hanya bisa mensupport manajamen yang terbaik untuk kedepannya,” papar Suharno.(agp/ary)

POLITIK

MALANG – Momentum pembahasan KUA PPAS (Kebijaksaan Umum dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) Pemkot Malang  digunakan oknum mengaku dari jajaran SKPD untuk menyerang Pemkot Malang dengan isu tak sedap. Isunya adalah setiap  SKPD di Kota Malang harus memberi "setoran" atau pungli sebesar satu persen dari anggaran belanja langsung tersebut ke pimpinan.
Benarkah demikian? Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Cipto Wiyono  dengan tegas membantah isu ini,kemarin. Menurutnya, oknum yang melempar isu tersebut  hanya menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mengambil keuntungan. "Kabar itu tidak benar. Kalau berani, ayo pihak yang melemparkan  isu tersebut bertemu langsung dengan kami," ujarnya kemarin.
Mantan Kepala Bakorwil Malang ini menilai isu ini merupakan fitnah belaka. Karena hanya sebatas isu, Pemkot Malang tidak akan menelusuri lebih dalam. "Tapi kalau ketahuan, jelas ada sanksi, apalagi sudah mengatasnamakan Pemkot, Walikota dan tim anggaran. Itu merupakan pelanggaran yang luar biasa," jelas pria berkacamata ini.
Informasi dihimpun Malang Post menyebutkan saat ini jumlah anggaran belanja langsung Pemkot Malang  kali ini mencapai Rp 800 miliar.Selain menyasar ke Pemkot Malang, isu ini juga menyasar ke pimpinan DPRD Kota Malang. Cipto, Ketua DPRD Kota Malang, Arief Wicaksono juga menyatakan isu tersebut tidak benar. "Tidak benar itu. Kalau ada isu, tidak perlu ditanggapi. Sejak saya jadi anggota periode lalu, isu seperti itu sering dilontarkan, tapi ya hanya isu," jelas politisi PDIP ini.
Lagipula, lanjut dia, isu tersebut tidak logis. Dalam pembahasan KUA PPAS beberapa waktu lalu, Arief menyebut DPRD Kota Malang banyak memotong anggaran belanja langsung dan dialihkan ke pendidikan. Menurutnya, itu langkah DPRD Kota Malang sebagai mitra kerja Pemkot Malang dalam membangun kota pendidikan ini. "Pembahasan APBD 2015 akan diperketat. Anggaran yang tidak berbasis masyarakat akan dipertimbangkan. Panitia anggaran harus kritis," terang Arief.
Dia tidak memungkiri, kalau motif oknum tak bertanggung jawab itu untuk mengadu domba Pemkot Malang dengan DPRD. "Bisa jadi itu. Tapi pastinya saya tidak tahu, isu seperti itu memang sering dilontarkan oknum tak bertanggung jawab," pungkasnya. (erz/nug)

Ikan Uceng di Warung Barokah Pak Sabar

Ikan Uceng di Warung Barokah Pak Sabar

Uceng merupakan salah satu jenis ikan yang hidup di air tawar, atau lebih tepatnya berada di kali (sungai) yang alirannya tidak terlalu besar. Mungkin sebagian besar orang belum terlalu mengenal uceng (ikan uceng), karena tidak semua sungai yang ada di daerah menjadi habitat uceng. Saya sendiri pertama kali mengenal ikan uceng ketika mampir di Warung Barokah Pak Sabar, meskipun Saya asli Blitar. Lokasi warung ini berada di Jl. Semeru No. 24, Babadan, Wlingi, Blitar. Kalau dari Pasar Wlingi, ambil arah ke Utara menuju jalan ke Wisata Rambut Monte atau Bendungan Selorejo, warungnya ada di Sebelah kanan jalan.
Waktu itu, Saya bersama tim wisatakuliner.com baru saja pulang dari Wisata Rambut Monte menuju Malang dengan melewati jalur selatan. Kami tiba di warung Pak Sabar sekitar jam 11 siang, cuacanya agak mendung, warungnya cukup besar, mungkin mampu menampung lebih dari 50 pengunjung. Ada cukup banyak menu yang ditawarkan, ada sayur uceng, lele masak, kare ayam, ayam penyet, lele penyet, ayam panggang, rawon dan nasi campur yang lauknya bisa kita pilih sendiri. Tapi, dari sekian banyak menu yang ada, yang paling dicari yaitu olahan ucengnya (uceng goreng).
Sebenanya kami berniat untuk menikmati uceng goreng, tapi keberuntungan sedang tidak berpihak kepada kami. Secara kebetulan, pada hari itu tidak ada uceng sama sekali di kali belakang, pada hal biasanya setiap hari menu uceng goreng selalu tersedia, itulah keterangan yang Saya terima. Namun kekecewaan kami terobati dengan menu olahan uceng. Saking penasarannya dengan uceng, semua menu olahan uceng sampai kami pesan semua, mulai dari sayur uceng, rempeyek uceng (meski ada ikan wader di dalamnya yang lebih dominan) dan juga bothok uceng.
Mungkin Anda akan bertanya-tanya, seperti apa uceng itu? Jawabannya sangat mudah, Anda pasti sudah tahu ikan lele dengan jelaskan? Nah, uceng itu bentuknya mirip dengan lele, sama-sama memiliki sungut, tapi ukurannya lebih kecil dan kepalanya lebih pipih dan sempit. Meski belum bisa merasakan uceng goreng, tapi Saya sudah cukup puas menikmati uceng yang dimasak kuah santan. Dagingnya memang cukup sedikit, tapi keset dan gurih, bumbunya meresap ke dalam dan agak pedas. Sedangkan untuk bothoknya, uceng yang digunakan berukuran jauh lebih kecil. Mungkin lebih kecil dari jari telunjuk, meski kecil tapi rasanya gurih-gurih pedas dalam balutan kelapa halus.
Setelah selesai menikmati ucengnya, jangan lupa untuk mencicipi juga tape ketan hijaunya yang manis sebagai penawar rasa pedas. Makanan di pedesaan memang jauh berbeda dengan masakan kota, baik dari segi rasa maupun harga. Kalau untuk rasa, benar-benar khas yang sulit ditemukan di daerah perkotaan. Sedangkan untuk harga benar-benar miring, untuk sayur ucengnya biasa dibandrol 5ribu rupiah untuk seporsi, tapi karena kami minta sedikit, jadi cuma kena 3ribu saja. Untuk pepes 1.500 per bungkus, dan yang membuat kami cukup tercengang dan keheranan harga tape ketan hijaunya, cuma 5ratus rupiah saja. Kalau diperkotaan, uang 5ratus tidak ada artinya, ongkos parkir saja minimal seribu rupiah.
Sebelum masuk ke dalam warung, tepat di sebelah pintu masuk ada yang jual rujak cingur yang menggoda. Tak luput dari pandangan kami, rujak cingur juga masuk ke dalam menu makan siang kami kali ini. selain rasanya yang enak, harganya juga murah, hanya 5ribu rupiah untuk satu porsi. Karena terlalu sibuk mencicipi berbagai menu yang ada, kami sampai tidak sadar kalau ruangannya sudah dipenuhi pengunjung, di luar hujan juga mengguyur. Setelah hujan cukup reda, akhirnya perjalanan kami lanjutkan kembali.

Pendaftaran Mahasiswa Baru UNMER Malang

 Pendaftaran Mahasiswa Baru UNMER Malang

FEB Unmer Malang telah berdiri 50 tahun yang lalu dengan nama Fakultas Ekonomi. Bersamaan dengan ulang tahun emas dan ditandai kerjasama dengan MNC group yang memiliki 200 perusahaan berskala besar. FEB Unmer Malang menghasilkan Sumber Daya yang unggul agar sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan dunia kerja yaitu :
  1. Program peningkatan hard skill 
  2. Untuk meningkatkan dunia kampus dengan duni kerja FEB Unmer malang melakukan kerjasama antara lain dengan bursa efek Indonesia, 200 perusahaan dibawah MNC Group, Bank Panin Syariah, dalam pengembangan materi pembelajaran, praktek lapangan hingga recruitment lulusan. 
  3. Program Peningkatan soft skill Program kelas internasional (ICP/International Class Program) sebagai tindak lanjut dari kerjsama Universitas di Luar Negeri antara lain : Oregon University –USA, Curtin University – Australia, Murdoch University – Australia, dan Erasmus Universiteit Roterdam - Belanda. 
Adapun Program studi dan konsentrasi yang ada di FEB Unmer Malang adalah :
  1. Jurusan Ekonomi Pembangunan ( Konsentrasi : Ekonomi sumberdaya, ekonomi keuangan dan perbankan, dan keuangan daerah) 
  2. Jurusan Manajemen (konsentrasi : Manajemen keuangan dan ivestasi, manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen sumberdaya manusia, manajemen periklanan, multimedia dan komunikasi bisnis, bisnis internasional, ekonomi dan bisnis syariah) 
  3. Jurusan Akuntansi : (Konsentrasi : Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi perpajakan dan akuntansi syariah) 
  4. Program Diploma Akuntansi dan Perpajakan (Konsentrasi : Keuangan dan perpajakan) 5. Program Diploma Keuangan dan Perbankan (Konsentrasi : Manajemen keuangan & perbankan konvensional dan Manajemen keuangan & perbankan syariah)

Jumat, 07 November 2014

my profil

my profile :

nama                            : taufan rizky santoso

nim                                : 13238007
jurusan              : S1 akuntansi
universitas       : unmer malang
ttl                                : blitar, 17 november 1987
alamat              : jl. raya candi, malang
hobi                               : ngopi, sepak bola

Senin, 03 November 2014

"Ikan Dewa" di Telaga Rambut Monte

"Ikan Dewa" di Telaga Rambut Monte
Jalan berkelok-kelok. Angin begitu semilir menyelusup sela-sela ranting pohon menjulang. Kebun teh dan persawahan hijau tampak terhampar. Matahari pun tak bersinar begitu terik. Bahkan, sesekali tampak berlindung di gumpalan awan yang pekat. Udara sejuk mendekap kawasan Rambut Monte.

Rambut Monte adalah salah satu objek wisata religi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Objek wisata ini terletak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Blitar. Rambut Monte berada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari.

Jalan menuju Rambut Monte cukup berkelok-kelok, namun tidak membosankan. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan alam yang elok, seperti kebun teh Bantaran, hamparan sawah yang hijau dan aneka tanaman sayuran yang segar.

Bahkan, pohon durian yang buahnya lebat, mudah dijumpai sepanjang perjalanan. Udara di kawasan tersebut sangat sejuk karena berada di antara lereng Gunung Kelud dan Gunung Kawi.

Kawasan wisata Rambut Monte dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni pelataran atau biasa digunakan untuk parkir kendaraan bermotor, areal candi dan telaga yang terdapat Ikan Dewa. Untuk masuk areal wisata pengunjung hanya dikenai tarif Rp3.000 per orang.

Konon, nama Rambut Monte berasal dari dua kata, rambut dan monte. Rambut dari kata buyut yang disingkat menjadi but dan ditambah kata awalan ra sebagai penghormatan, sehingga rambut memiliki pengertian tempat suci yang dihormati.

Sedangkan nama monte merupakan sejenis tumbuhan yang buahnya atau bijinya berbentuk melengkung. Jadi Rambut Monte pada jaman dahulu merupakan tempat yang disucikan atau dikeramatkan oleh masyarakat sekitar.

Candi Rambut Monte berada di sisi kanan dari komplek wisata ini. Candi Rambut Monte terbuat dari batu andesit berbentuk segi empat, dengan berukuran panjang 292 cm, lebar 296 cm dan tingginya 85 cm. Kondisi candi diduga sudah tidak lengkap.

Pada jaman Majapahit candi Rambut Monte merupakan tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu. Bagian yang tersisa dari candi ini hanyalah Kamadathu atau kaki Candi dan Rupadathu atau badan Candi. Pada samping candi terdapat artefak yang menyerupai Lingga Yoni, lambang kesuburan.

Di depan artefak yang menyerupai Lingga Yoni terdapat kepala Kala, anak Dewa Siwa. Kepala Kala ini tidak seperti Kala yang digambarkan pada umumnya yang menyeramkan, kepala raksasa berambut gimbal bertanduk dengan taring yang tajam, tapi justru seperti kepala manusia dalam posisi merangkak.

Legenda
Sementara itu, di bawah candi terdapat sebuah telaga yang dihuni oleh sejumlah ikan yang oleh warga sekitar disebut Ikan Dewa. Namun, sebagian warga lainnya menyebutnya ikan sengkaring, yakni seperti wader (Labeobarbus siamensis) berukuran cukup besar, panjang sekitar 60 centimeter. Jumlah ikan di telaga ini konon tetap, tidak pernah berubah.

Karena itu, meskipun ikan-ikan ini nampak jinak, tetapi tidak seorangpun yang berani menangkapnya. Kepercayaan masyarakat sekitar mengenai ikan-ikan keramat itu berdasarkan legenda yang beredar sejak dahulu kala. Konon dulu di lokasi ini terjadi perkelahian antara Rahwana dan Naga melawan Mbah Rambut Monte, keturunan Kerajaan Majapahit.

Pertarungan itu dimenangkan oleh Mbah Rambut Monte. Mbah Rambut Monte kemudian mengutuk Rahwana dan Naga menjadi candi berbentuk monyet dan relief naga. Mbah Rambut Monte berpesan kepada sejumlah muridnya agar menjaga batu candi yang berwujud Rahwana dan relief naga.

Namun karena sebagian muridnya tidak mematuhi perintahnya, Mbah Rambut Monte marah besar dan mengutuk murid-muridnya menjadi ikan Sengkaring yang hingga saat ini masih mendiami telaga.
 Untuk menikmati keindahan telaga yang dikelilingi bukit dan pepohonan tinggi yang rindang itu, telah disiapkan semacam gazebo yang sedikit menjorok ke tengah telaga. Telaga tersebut berair sangat jernih. sehingga pengunjung mudah menikmati keberadaan Ikan Dewa dengan leluasa. Di telaga tersebut terdapat dua sumber mata air yang terus mengalirkan air sepanjang masa.

Objek wisata Rambut Monte, seperti pemberitahuan yang tertulis di loket pembelian tiket masuk, buka 24 jam. Pengunjung tampaknya tidak hanya bisa menikmati keindahan panorama pada siang hari tapi juga suasana malam di tempat ini.


Sambal Bawang Tempe Penyet Mbah Jayus

Bagi Ngalamers yang suka kuliner pedas, rugi kalo tak datang ke tempat satu ini. Menu yang disajikan di warung ini sebenarnya biasa-biasa saja. Hanya nasi, sambal bawang dan lauk yang bisa di pilih sendiri. Ayam goreng, ikan, tahu, tempe, dan bakwan jagung. Tapi yang bikin istimewa dan ketagihan adalah sambal bawangnya. Ngalamers mau minta cabe berapapun pasti dilayani, karena memang itu ciri khasnya. Pedasnya sambal bisa disesuaikan dengan selera, bisa 5,10, 20, 30 cabai. Bahkan pernah ada yang sampai 100! 

Sambal Bawang Mbah Jayus terletak di sebuah ruko di jalan Candi Sewu, sekitar 300 meter dari Universitas Widya Gama.   Untuk harga, masih tahap murah meriah dan pas dengan ukuran kantong, karena harga disesuaikan dengan lauk yang Ngalamers pilih dan banyak cabai yang digunakan. Lebih dari 10 cabai, dikenai harga khusus.

Jadi bagi Ngalamers yang hobi membakar lidah- penikmat sambal pedas dan belum pernah merasakan sego sambel mbok Djayus dan kebetulan jalan jalan di daerah Kota Malang cobalah melipir ke warung Mbok Djayus di seputaran daerah candi.
Pedesnya bikin dowerrr.... Tapi mantep..
soo..perut kenyang, hati riang, mari kita pulang..la la la

LAUNCHING SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FEB UNMER

Launching Sistem Informasi Manajemen yang berupa KRS ONLINE dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2014 dibuka dengan acara kegiatan senam rutin di hari jumat. Acara launching yang dilaksanakan pada pukul 08:30 pagi dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Moh. Burhan, MM, Ketua Yayasan Kol. Purn. H. Toegino Sokarno S., SE, dan Rektor Prof. Dr. Anwar Sanusi, SE., M.Si juga para Dosen FEB dansemua mahasiswa baru.
Pada kesempatan acara tersebut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Moh. Burhan, MM meyampaikan rasa gembira atas pencapaian mahasiswa yang meningkat dua kali lipat dari tahun lalu dan juga beliau menyampaikan “Agar mahasiswa baru belajar dengan sungguh-sungguh sehingga ketika lulus dapat bekerja dengan baik”. Launching Sistem Informasi Manajemen, ditandai dengan pelepasan balon udara dan pemotongan nasi tumpeng olehDekan FEB, Ketua Yayasan dan Rektor Universitas Merdeka Malang.
Launching KRS online ini selain untuk menyambut mahasiswa baru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga merupakan salah satu fasilitas mahasiswa untuk lebih memudahkan dalam pengurusan yang berkaitan dengan fakultas yang bisa diakses dimana saja.Sistem Informasi Manajemen ini pun menurut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Moh. Burhan, MM pastinya akan menambah pengetahuan kepada mahasiswa agar tidak ketinggalan dalam hal teknologi dan akan menambah kesiapan pada mahasiswa yang akan masuk ke dalam dunia kerja.

SEJARAH NGALAM

Sejarah Kota Malang & Arti Nama Kota “Malang”


Kebanyakan dari kita apabila mendengar nama Kota Malang akan mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya "mengapa dinamakan Malang?".
Demikian juga kita yang berasal dari kota ini merasa bingung & minder juga rasanya kalo ditanya "dari mana asalmu?" bila kita jawab "Kota Malang" seringkali ditanya "kenapa kok dinamakan Malang?" dan seringkali kita merasa risih juga apabila sahabat-sahabat kita dari kota lain menanyakan "bagaimana kabarnya kotamu apa masih Malang terus? Atau apabila ada seorang yang mengatakan “mari kita berdoa supaya Kota Malang tidak Malang lagi tapi Mujur & Beruntung”
Hal ini dikarenakan kita beranggapan bahwa nama Malang diambil dari Bahasa Indonesia yang berarti Sial / Nasib Buruk. Tapi benarkan itu arti nama kota Malang sebenarnya? Sebagai warga Kota Malang kita perlu mengetahui Sejarah & asal usul nama Kota Malang, Kota kita Tercinta. Dibawah ini merupakan sejarah kota kita ini dinamakan Malang.


Dalam buku sejarah bangsa ini Malang merupakan peradaban tua yang tergolong pertama kali muncul dalam sejarah Indonesia yaitu sejak abad ke 7 Masehi. Peninggalan yang lebih tua seperti di Trinil (Homo Soloensis) dan Wajak - Mojokerto (Homo Wajakensis) adalah bukti arkeologi fisik (fosil) yang tidak menunjukkan adanya suatu peradaban. Peninggalan purbakala disekitar wilayah Kota Malang seperti Prasasti Dinoyo (760 Masehi), Candi Badut, Besuki, Singosari, Jago, Kidal dan benda keagamaan berasal dari tahun 1414 di Desa Selabraja menunjukkan Malang merupakan pusat peradaban selama 7 abad secara kontinyu dan merupakan wilayah kekuasaan 5 dinasti yaitu Dewasimha / Gajayana (Kerajaan Kanjuruhan), Balitung / Daksa / Tulodong Wawa (Kerajaan Mataram Hindu), Sindok / Dharmawangsa / Airlangga / Kertajaya (Kerajaan Kediri), Ken Arok hingga Kertanegara (Kerajaan Singosari), Raden Wijaya hingga Bhre Tumapel 1447 - 1451 (Kerajaan Majapahit).
Daerah Malang dan sekitarnya termasuk Singosari merupakan pusat kegiatan politik dan budaya sejak tahun 760 s/d tahun 1414 berdasarkan tulisan batu di Dinoyo. Kegiatan selama masa itu di ikuti oleh kegiatan budaya tidak dapat di gambarkan sebagai perkembangan satu dinasti saja, melainkan merupakan rangkaian kegiatan politik dan budaya dari beberapa turunan.
Demikian diungkapkan oleh almarhum Prof. Drs. S. Wojowasito dalam tulisannya tentang sejarah dan asal mula Kota Malang.

Nama Batara Malangkucecwara disebutkan dalam Piagam Kedu (tahun 907) dan Piagam Singhasari (tahun 908). Diceritakan bahwa orang-orang yang mendapat piagam itu adalah pemuja-pemuja batara dari Malangkucecwara, Putecwara Kutusan, Cilebhedecwara dan Tulecwara. Penyebutan nama-nama seperti Batara dari Malangkucecwara, putecwara dan sebagainya membuktikan bahwa nama-nama itu adalah nama raja-raja yang pernah memerintah dan pada saat di makamkan di dalam candi Malangkucecwara lalu disebut Batara.
Dengan disebutkannya piagam Dinoyo, sekarang adalah Kelurahan Dinoyo, maka masuk akal jika Candi Malangkucecwara itu ada dekat Kota Malang sekarang.
Letak candi itu masih menjadi tanda tanya dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Ada yang mengatakan bahwa Candi Malang Kucecwara, adalah sebuah Candi yang terletak di kaki Gunung Buring, di timur kota Malang.

Nama para Batara tersebut sangat dekat dengan nama Kota Malang saat ini, mengingat nama daerah lain juga berkaitan dengan peninggalan di daerah tersebut misalnya Desa Badut (Candi Badut), Singosari (Candi Singosari). Dalam Kitab Pararaton juga diceritakan keeratan hubungan antara nama tempat saat ini dengan nama tempat di masa lalu misalnya Palandit (kini Wendit) yang merupakan pusat mandala atau perguruan agama. Kegiatan agama di Wendit adalah salah satu dari segitiga pusat kegiatan Kutaraja pada masa Ken Arok (Singosari – Kegenengan – Kidal – Jago : semuanya berupa candi).
Pusat mandala disebut sebagai panepen (tempat menyepi) salah satunya disebut Kabalon (Kebalen di masa kini). Bukti lain kedekatan nama tempat ini adalah nama daerah Turyanpada kini Turen, Lulumbang kini Lumbangsari, Warigadya kini Wagir, Karuman kini Kauman.
Pararaton ditulis pada tahun 1481 atau 250 tahun sesudah masa Kerajaan Singosari menggunakan bahasa Jawa Pertengahan dan bukan lagi bahasa Jawa Kuno sehingga diragukan sebagai sumber sejarah yang menyangkut pemerintahan dan politik. Penulisan Pararaton sudah . Namun pendekatan yang dipakai para ahli dalam menyelidiki asal usul nama Kota Malang didasarkan pada asumsi bahwa nama tempat tidak akan jauh berubah dalam kurun waktu tersebut. Hal ini bisa dibuktikan antara lain dari nama Kabalon (tempat menyepi) ternyata juga disebutkan dalam Negara Kertagama. Dalam kitab tersebut dikisahkan bahwa puteri mahkota Hayam Wuruk yaitu Kusumawardhani (Bhre Lasem) sebelum menggantikan ayahnya terlebih dahulu menyepi di di Kabalon dekat makam leluhurnya yaitu Ken Arok atau Rangga Rajasa alias Cri Amurwabumi. Makam Ken Arok tersebut adalah Candi Kegenengan.
Namun istilah Kabalon hanya dikenal dikalangan bangsawan, hal inilah yang menyebabkan istilah Kabalon tidak berkembang. Demikian juga rakyat pada masa itu tetap menyebut dan mengenal daerah petilasan Malangkucecwara dengan nama Malang hingga diwariskan pada masa sekarang.

Keberadaan Kota Malang dapat diketahui dari beberapa bukti berikut :
1. Prasasti ukir yang menceritakan tentang keberadaan Negara di sebelah barat gunung Kawi hanyalah Malang.
2. Pada saat penyerangan Kerajaan Demak ke Jawa Timur, Demak menyatakan bahwa ada satu daerah yang tidak bisa dihancurkan atau diperangi yaitu Malang.
3. Pada Jaman Kerajaan Kediri, Raja Kediri menghadiahkan, tanah di sebelah timur tempat perburuannya yang bernama Malang.
4. Dalam Negara Kertagama dikisahkan Hayam Wuruk sebagai Raja Majapahit melakukan ziarah ke makam leluhurnya (yang berada disekitar daerah Malang), salah satunya di dekat makam Ken Arok. Ini menunjukkan bahwa walaupun bukan pusat pemerintahan namun Malang adalah kawasan yang disucikan karena merupakan tanah makam para leluhur

Dari sini kita ketahui sekarang bahwa nama Kota “Malang” bukan diambil dari bahasa Indonesia yang berarti Sial / Nasib Buruk, melainkan diambil dari nama sebuah Candi tempat dimakamkannya Para Raja zaman dahulu dan Candi itu bernama Candi Malangkucecwara, sehingga kota tempat Candi ini berada oleh masyarakat disebut Malangkucecwara yang lambat laun disebut/disingkat “Malang”.
Kata Malangkucecwara sendiri diambil dari bahasa Jawa kuno yang mempunyai arti : “Tuhan menghancurkan yang bathil (jahat) dan menegakkan yang benar” dan kata “Malang” sendiri mempunyai arti : menghalangi / membentang (bahasa Jawa), dari kata dasar Palang. Pada jaman dahulu orang kebanyakan menggunakan Palang kayu untuk mengunci pintu, seperti pada jaman sekarang di jalan / pintu masuk Perumahan kita temui Palang (Portal) yang berfungsi untuk menghalangi / menahan / menjaga / melindungi demikianlah arti nama Malang yang sesungguhnya. Nama Malang juga digunakan dalam istilah malang-melintang.
Tetapi kebanyakan orang telah salah dalam mengartikan nama tersebut dengan arti sial / nasib buruk, dan hal itu tidaklah mengherankan karena semboyan Kota Malang sebelumnya yang dipakai oleh pemerintah kolonial yaitu “Malang Nominor Sursum Moveor” yang memiliki arti Malang Namaku, Maju Tujuanku. Semboyan ini mengisyaratkan mengacu pada makna kata malang sebagai nasib yang kurang baik, hal ini bisa dilihat dari kata setelah Malang Namaku yaitu kalimat Maju Tujuanku. Kalimat kedua ini merupakan kalimat yang menegasi kalimat yang pertama, dan kalimat ini dicantumkan dalam Lambang Kota Malang pada tahun 1914 yang berbentuk sebuah perisai dengan mahkota yang dibawa oleh dua ekor singa. Kaki singa berdiri di atas pita yang bertuliskan semboyan “Malang Nominor Sursum Moveor” artinya Malang Namaku Maju Tujuanku.
Mungkin ini juga yang merupakan salah satu penyebab kesalahmengertian dari kebanyakan orang tentang arti “Malang” yang sesungguhnya.